A. Pengertian
Peternakan
Serba Serbi Peternakan
Peternakan
adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk
mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Tujuan nya adalah untuk
mencari keuntungan dengan penerapan prinsip manajemen pada faktor produksi yang
dikombinasikan secara optimal. [1]
Gambar 1.1 Peternakan sapi |
B. Jenis-jenis
Peternakan
1. Ternak
Besar
Merupakan peternakan dengan memelihara
hewan berukuran besar. Contoh : kuda, kerbau, sapi. Ternak hewan jenis ini
dapat diambil manfaatnya dalam bentuk susu, daging, kulit, dan tenaga sebagai
alat transportasi. Selain itu, kotoran nya dapat digunakan untuk pupuk alamiah
yang diperlukan dalam usaha pertanian dan perkebunan.
2. Ternak
Kecil
Merupakan peternakan dengan
memelihara hewan berukuran kecil. Contoh
: kambing, domba, kelinci. Ternak hewan jenis ini dapat diambil manfaatnya
dalam bentuk susu, daging, dan kulit,
3. Ternak
Unggas
Merupakan peternakan dengan memelihara
hewan bersayap atau sebangsa burung. Contoh : ayam, itik, angsa, entog, burung
puyuh. Ternak hewan jenis ini dapat diambil manfaatnya dalam bentuk telur,
daging, bulu, serta sebagai penghibur untuk dinikmati suara atau keindahannya. [2]
C. Pengertian
Pakan Ternak
Pakan
adalah makanan yang diberikan kepada hewan ternak. Setiap hewan ternak diberi
pakan yang kadar nya sudah terpola. Nutrisi yang diberikan menggunakan bahan
yang diolah dengan baik sehingga memiliki kualitas yang tinggi. [3]
Pakan yang berkualitas adalah pakan yang
memiliki kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin seimbang. [4]
Fungsi pakan yang utama sebagai sumber energi, selain itu pakan juga digunakan
untuk hal tertentu, misalnya menghasilkan warna dan rasa tertentu, sebagai
pengobatan, reproduksi, serta perbaikan metabolisme lemak. [5] Pakan
yang baik adalah pakan yang tidak disimpan dalam 2 minggu, tempat penyimpanan
kering, tersimpan dalam wadah yang tertutup rapat serta tidak ada udara masuk,
dan jika pakan berasal dari pabrik maka harus dipastikan bahwa pabrik tersebut
memiliki kualitas yang baik. [6]
Gambar 1.2 Pakan ternak sapi |
D. Macam-macam
Pakan Ternak
1. Pakan
Buatan
Merupakan pakan yang disiapkan oleh
manusia dengan bahan dan komposisi tertentu yang sengaja disiapkan oleh
manusia. Pakan buatan bersifat basa. Untuk jenis pakan basah sebaiknya
dihabiskan dalam satu kali pemberian. Namun bila memang harus disimpan,
sebaiknya disimpan dalam lemari pendingin dengan batas maksimal 2-3 hari karena
jika terlalu lama disimpan, kualitas pakan turun dan tidak bagus untuk
dikonsumsi. [7] Pakan buatan digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Pakan
lengkap (complete feed)
Merupakan
pakan yang diformulasi sedemikian rupa sehingga memiliki semua vitamin esensial
dalam jumlah yang diperlukan oleh ternak. Pakan ini ditujukan untuk memberikan
pertumbuhan normal pada hewan yang tidak mendapatkan suplai vitamin dari pakan
alami.
b. Pakan
suplemen (supplemental feed)
Merupakan
pakan yang diformulasi sedemikian rupa hingga mengandung protein dan energy
yang memadai, tetapi mungkin kekurangan mikronutrein tertentu.
2. Pakan
Alami
Merupakan pakan yang berasal dari alam. Namun dalam
perkembangannya, sumber pakan alami juga bisa berasal dari budidaya. Pakan
alami rata rata memiliki kandungan
protein cukup tinggi.
Ada beberapa macam
pakan ternak yang berasal dari tanaman tertentu, yaitu
1. Biji
jagung
Jagung
mengandung lemak, protein, karbohidrat, zat besi, kalsium, fosfor, vitamin A,
B1, dan air yang bermanfaat sebagai sumber energi bagi hewan ternak. Hewan yang
mengonsumsi jagung diantaranya ayam, burung kecil.
Gambar 1.3 Biji jagung, salah satu pakan ternak yang sering digunakan |
2. Biji
padi
Melalui
proses penggilingan biji padi akan berubah menjadi dedak yang dapat dikonsumsi
hewan ternak seperti ayam, bebek, angsa. Dedak berfungsi sebagai sumber energi
hewan yang memakannya.
3. Biji
kedelai
Bagian
yang digunakan dari biji kedelai adalah kulitnya. Untuk menggunakan kulit
kedelai ini diperlukan proses fermentasi dengan bantuan Aspergillus Niger agar
tidak memperhambat pembuatan telur pada unggas karena pengaruh tekstur kulit
kedelai yang kasar.
E. Penyakit
pada Hewan Ternak dan Cara Mengobatinya
Apabila kita memiliki hewan ternak yang
terserang penyakit, alangkah baiknya segera diobati, karena selain dapat
menyiksa hewan ternak, bakteri juga dapat menular pada hewan ternak tersebut.
Berikut beberapa penyakit yang menyerang hewan ternak :
1. Cacingan
Penyakit cacingan merupakan penyakit
yang paling banyak dijumpai pada ternak. Faktor kebersihan badan dan proses
perolehan makanan menjadi penyebab ternak terinfeksi telur cacing yang akhirnya
menetas dan berkembang biak pada tubuh ternak. Tanda-tanda ternak terinfeksi
cacing yaitu terlihat pada perut yang buncit, kurus dan pucat terutama di
daerah selaput dalam kelopak mata, gangguan pada saluran pencernaan, warna bulu
terlihat agak suram dan kusut serta bulu mudah rontok.
Cacingan dapat dicegah dengan cara
menjaga kebersihan kandang dan pengambilan rumput dilakukan pada siang hari
yaitu jam 12.00 sampai jam 13.00. Penggembalaan ternak juga harus dilakukan
jauh dari rawa, sungai, atau sawah yang banyak siput air sebagai perantara dari
telur cacing.
Untuk hewan yang sudah terkena cacingan,
maka cara pengobatannya yaitu dengan memberikan obat cacing. Selain itu juga
dapat dilakukan dengan jamu atau pengobatan tradisional yang dibuat dengan cara
menyiapkan buah pinang muda yang telah bersih, kemudian ambil cairan buah
pinang muda tadi, kemudian minumkan pada ternak sampai cacingan berhenti.
2. Diare
Diare adalah gangguan pada saluran
pencernaan yang disebabkan adanya bibit penyakit atau makanan yang berlebihan.
Tanda-tanda ternak terinfeksi diare yaitu mata sayu tidak bercahaya, bulu badan
kusam dan tidak bersih, nafsu makan menurun, badan lemas, serta kotoran
biasanya berwarna hijau muda atau hijau kehitaman.
Untuk hewan yang terkena diare, maka
cara pengobatannya adalah dengan menggunakan garam oralit yang dibuat dengan
cara menyiapkan garam 1 sendok (10 gram) dan gula pasir 1 sendok serta 2,5
liter air masak yang dicampur menjadi satu untuk kemudian diminumkan pada
ternak yang mengalami diare hingga diarenya berhenti.
3. Antraks
Antrak adalah penyakit menular yang
sangat mudah penularannya karena spoora antrak bertebaran di daun, buah bahan
pakan, tanah, dan air. Tanda-tanda ternak terinfeksi antrak yaitu suhu badan
tinggi dan mengalami demam, ternak
stress dan tidak tenang, nafsu makan berkurang, pernapasan cepat dan pendek,
denyut nadi lemah, kotoran dan air kencing bercampur darah, serta terjadi
pembengkakan pada vulva dan dubur.
Gambar 1.4 Hewan yang mati karena antraks |
Untuk hewan yang terkena antrak, maka
cara pengobatannya adalah dengan menggunakan jamu atau pengobatan tradisional
yang dibuat dari cairan daun papaya yang diminumkan secara rutin untuk meningkatkan
daya tahan tubuh karena penyakit ini termasuk penyakit yang berbahaya sebab
jika dibiarkan dalam waktu 2 sampai 6 jam atau 24 setelah terinfeksi hewan
ternak akan mati.
4. Kudis
Kudis adalah gangguan penyakit yang
terjadi pada kulit ternak yang dapat menular lewat kontak langsung atau
bersentuhan langsung. Gejala ternak terkena kudis yaitu bulu banyak yang
rontok, badan kurus, selaput lendir pucat, ternak merasa gatal dengan ditandai
menggaruk-garuk seluruh tubuh. Penyakit kudis yang terdapat di bagian mata,
hidung, telinga, serta bagian kaki yang berwarna putih kekelabuan disebut
Eksim.
Penyakit kudis dan eksim dapat dicegah
dengan cara memandikan hewan ternak secara rutin setiap minggu sekali dan
menjaga kebersihan kandang serta membuang kotoran ternak. Selain dimandikan,
hewan ternak juga harus secara rutin dipotong bulu nya serta memberikan makanan
berupa daun dan sayuran dalam jumlah yang cukup.
5. Sakit
mata
Gejala ternak mengalami sakit mata yaitu
selaput mata meradang, berair, selalu ditutup dan berkedap-kedip. Bila
dibiarkan akan menjadi parah dan dapat menyebabkan ternak menjadi rabun bahkan
buta.
Hewan ternak yang mengalami sakit mata
dapat diobati secara tradisional dengan cara meneteskan air jeruk limau 1-3
tetes sampai sembuh. [8]
Gambar 1.5 Jeruk limau dipercaya mampu mengobati sakit mata pada hewan ternak |
Referensi
:
1. Rasyaf
M. 1994. Manajemen Peternakan Ayam Kampung. Yogyakarta : Kanisisus
2. Iskandar,
L. 2009. Geografi 2 : Kelas XI SMA dan MA. Jakarta : PT.Remaja Rosdakarya
3. Khairuman,
Amri K. 2003. Pembenihan & Pembesaran Gurami secara Intensif. Jakarta :
AgroMedia
4. Tiana
OA, Murhananto. 2004. Membedah Rahasia Sukses Memelihara Koi. Jakarta :
AgroMedia
5. Afrianto
Eddy, Liviawaty E. 2002. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Jakarta : Kanisius
6. Azhari.
2003. Jakarta city tour : tragedi, ironi, dan terror. Jakarta : AgroMedia
7. Afrianto
Eddy, Liviawaty E. 2002. Pemeliharaan Kepiting. Jakarta : Kanisius
8. Perawatanternakbudidaya.blogspot.co.id